LAUNCHING KOMPAS

4 November 2015 (16.00 - 17.45 WIB) at Kampus ITSB , Narasumber : Bpk. Budiyanto, S.Pi.

KAMPUS ITSB

Kampus ITSB di Kota Deltamas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi didirikan atas hasil kerjasama ITB, Sinar Mas dan Pemerintah Kabupaten Bekasi. Kerjasama ITSB dengan ITB dan Sinar Mas tertuang dalam Nota Kesepahamam antara ITB, Yayasan ITSB, dan PT. Binasarana Muliajaya (Sinar Mas).

ROAD TO SEMINAR KEWIRAUSAHAAN #2

GRAND LAUNCHING KOMPAS ITSB.

PANITIA DAN NARASUMBER

GRAND LAUNCHING KOMPAS ITSB.

Jumat, 20 November 2015

ROAD TO SEMINAR KEWIRAUSAHAAN #2


Assalamualaikum wr.wb

Setelah beberapa minggu lalu kita sukses menyelenggarakan grand opening Seminar Kewirausahaan #1, kali ini KOMPAS ITSB kembali menyelenggarakan Seminar Kewirausahaan #2. Pada Seminar kali ini ada yang sedikit berbeda, karena KOMPAS ITSB berkolaborasi dengan KABINET SADAYA KM ITSB dan lebih tepatnya adalah dengan Kementrian Entrepreneur.

Masih mengusung tema yang serupa, yaitu "Membangun Jiwa Mahasiswa yang Ilmiah dan Entrepreneur". Kami juga mengundang narasumber yang memang berkompeten untuk menyajikan materi-materi sesuai tema tersebut, yaitu bapak H. Loekito dan bapak Soni Suardi., SE., MM. Maka dari itu jangan sampai melewatkan acara SEMINAR KEWIRAUSAHAAN #2 ini ya gan.

Hari/tanggal : Rabu, 25 November 2015
Waktu          : pukul 15.00 - 17.00 WIB
Tempat         : Aula Kampus ITSB

Dijamin acaranya lebih seru karena seminar ini dibuka untuk umum dan FREE. Jadi jangan sampai menyesal kalo gak dateng.


Kami menunggu partisipasi dari kawan-kawan semua yang berjiwa entrepreneur.

KOMPAS ITSB!!
INOVATIF, KREATIF MENGABDI dan BERBAGI

Terimakasih
wassalamualaikum wr.wb

Senin, 16 November 2015

KISAH HIDUP CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG

KISAH HIDUP CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG

Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962 dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama di sebuah surat kabar kecil. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya.  Pengusaha sukses asal indonesia ini dikenal luas sebagai pendiri sekaligus pemimpin, CT Corp (sebelum 1 Desember 2011 bernama Para Group)
chairul-tanjung
Sejarah Singkat Kehidupan Chairul Tanjung
Riwayat Pendidikan
Berikut selengkapnya latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung.
  • SD Van Lith, Jakarta (1975)
  • SMP Van Lith, Jakarta (1978)
  • SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
  • Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
  • Executive IPPM (MBA; 1993)
Kisah Hidup Perjalan Chairul Tanjung Si Anak Singkong telah ditulis dalam sebuah buku yang berjudul “si anak singkong” buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup chairul tanjung dari kecil hingga sukses seperti saat ini. Buku setebal 360 halaman yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK) ini disusun oleh wartawan Kompas Tjahja Gunawan Adiredja. Buku ini diberi kata pengantar oleh Jakob Oetama, Pendiri dan Pemimpin Umum Harian Kompas,
Menurut saya buku ini sangatlah inspiratif dan penting sekali untuk kita baca. Penuturan cerita yang apa adanya membuat jauh dari kesan berlebihan atau mendramatisir keadaan. Berbagai kisah yang membuat saya tergetar haru dan speechless.
Buku yang merupakan kisah perjalanan hidup seorang pengusaha sukses di negeri ini. Chairul Tanjung, adalah pemilik beberapa perusahaan besar seperti stasiun televisi swasta ( Trans TV), Trans Studio, hotel, bank, dan terakhir  kabarnya menjadi salah salah satu pembeli 10% saham perusahaan penerbangan papan atas Indonesia ( Garuda ) dsb dll.
Untuk menuliskan ekstrak sebuah buku setebal 384 halaman tentu tidak cukup mudah. Namun di sini saya ingin berbagi sedikit kisah yang semoga bermanfaat bagi Anda yang belum sempat membaca buku tersebut ( sejujurnya, saya berharap sahabat semua menyempatkan untuk membacanya suatu saat nanti). Maka, saya coba menuangkan beberapa kenangan masa kanak-kanak hingga masa kuliah saja, segera setelah saya selesai membacanya, hari ini.
Chairul Tanjung kecil melalui hari-hari penuh keceriaan sebagai anak pinggiran kota Metropolitan. Bermain bersama teman-teman dengan membuat pisau dari paku yang digilaskan di roda rel dekat rumahnya di Kemayoran, adalah kegiatan seru yang menyenangkan. Juga bersepeda beramai-ramai di akhir pekan ke kawasan Ancol, sambil jajan penganan murah, buah lontar.
Kelas 1 hingga kelas 2 SD sekolah diantar jemput oleh Kak Ana, seorang sanak keluarga dari Sibolga, dengan naik oplet. Selanjutnya kelas 3 SD sudah bisa pulang-pergi sekolah sendiri.
Saat usia SMP, Bapaknya ( Abdul Gafar Tanjung ) yang saat itu telah mempunyai percetakan, koran, transportasi dll gulung tikar dan dinyatakan pailit oleh pemerintah karena idealismenya yang bertentangan dengan pemerintah yang berkuasa saat itu ( Soeharto). Sang ayah adalah Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Ranting Sawah Besar. Semua koran Bapaknya dibredel. Semua aset dijual hingga tak memiliki rumah satu pun.
Mungkin demi gengsi, di awal-awal, Bapaknya menyewa sebuah losmen di kawasan Kramat Raya, Jakarta untuk tinggal mereka sekeluarga. Hanya satu kamar, dengan kamar mandi di luar yang kemudian dihuni 8 orang. Kedua orang tua Chairul, dan 6 orang anaknya, termasuk Chairul sendiri.
Tidak kuat terus-menerus membayar sewa losmen, mereka kemudian memutuskan pindah ke daerah Gang Abu, Batutulis. Salah satu kantong kemiskinan di Jakarta waktu itu. Rumah tersebut adalah rumah nenek Chairul, dari ibundanya, Halimah.
Ibunya adalah sosok yang jarang sekali mengeluhkan kondisi, sesulit apapun keadaan keluarga. Namun saat itu, Chairul melihat raut wajah ibunya sendu, tidak ceria dan tampak lelah. Setelah ditanya, lebih tepatnya didesak Chairul, Ibunya baru berucap : ”Kamu punya sedikit uang, Rul? Uang ibu sudah habis dan untuk belanja nanti pagi sudah tidak ada lagi. Sama sekali tidak ada”.
( Tidak diceritakan lebih jelas akhirnya mendapat solusi dari mana, namun kita bisa tahu bahwa di usia SMP, Chairul sudah menyadari bagaimana kesulitan orang tuanya, bahkan untuk makan sehari-hari. Dan Ibunya adalah sosok yang sangat tabah menjalani kerasnya kehidupan).
Setamat kuliah, Chairul berekan dengan orang lain dalam membangun sebuah pabrik sepatu. Setelah 3 bulan awal dimulainya pabrik tersebut dilalui dengan terlunta-lunta dengan tanpa pesanan. Disaat pabrik terancam bangkrut, datanglah pesanan sendal dari luar negeri sejumlah 12.000 pasang dengan estimasi 6.000 pasang dikirim awal. Dan berubahlah pabrik tersebut dari pabrik sepatu menjadi pabrik sendal. Saat melihat hasil kerja pabrik tersebut, pihak pemesan merasa tertarik dan langsung melakukan pesanan kembali bahkan mencapai angka 240.000 pasang padahal yang awalnya 12.000 pasang tadi masih 6.000 pasang yang dikirim. Mulailah pabrik tersebut berkembang. Setelah beberapa lama akhirnya Chairul memutuskan berhenti berekan dan mulai membangun bisnis dengan modal pribadi dan menjelma menjadi pengusaha yang mandiri.
Pada tahun 1994, Chairul resmi meminang gadis pujaannya yaitu Anita yang juga merupakan adik kelasnya sewaktu kuliah. Dan pada tahun 1996, Chairul memperoleh berkah yang berlimpah karena pada tahun tersebut lahirlah anak pertamanya dan bersamaan dengan diputuskannya Chairul sebagai pemilik dari Bank Mega.
Chairul Tanjung dikenal sebagai pengusaha yang agresif, ekspansi usahanya merambah segala bidang, mulai perbankan dengan bendera Bank Mega Group, pertelivisian Trans TV dan Trans 7, hotel dengan bendera The Trans, di bidang supermarket, CT (panggilan akrab Chairul Tanjung) mengakuisisi Carrefour, pesawat terbang, hingga bisnis hiburan TRANS STUDIO, dan bisnis lainnya.
Chairul Tanjung
Riwayat kehidupan CT kecil bisa dikatakan terlahir dari keluarga cukup berada kala itu. Dia mempunyai enam saudara kandung. A.G. Tanjung, ayahnya, adalah mantan wartawan pada era Orde Lama dan pernah menerbitkan surat kabar dengan oplah kecil.
Namun, ketika terjadi pergantian era pemerintahan, usaha ayahnya itu tutup karena ayahnya mempunyai pemikiran yang berseberangan dengan penguasa politik saat itu. Keadaan tersebut memaksa kedua orang tuanya menjual rumah dan harus rela menjalani hidup seadanya. Mereka pun kemudian menyewa sebuah losmen dengan kamar-kamar yang sempit.
Kondisi ekonomi keluarganya yang sulit membuat orang tuanya tidak sanggup membayar uang kuliah Chairul yang waktu itu hanya sebesar Rp75.000. “Tahun 1981 saya diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI). Uang masuk ini dan itu total Rp75.000. Tanpa saya ketahui, secara diam-diam ibu menggadaikan kain halusnya ke pegadaian untuk membayar uang kuliah,” katanya lirih.
Melihat pengorbanan sang ibu, ia lalu berjanji tidak ingin terus-menerus menjadi beban orang tua. Sejak saat itu, ia tidak akan meminta uang lagi kepada orang tuanya. Ia bertekad akan mencari akal bagaimana caranya bisa membiayai hidup dan kuliah.
CT pria kelahiran Jakarta, 18 Juni 1962 pada awalnya memulai bisnis kecil-kecilan. Dia bekerjasama dengan pemilik mesin fotokopi, dan meletakkannya di tempat strategis yaitu di bawah tangga kampus. Mulai dari berjualan buku kuliah stensilan, kaos, sepatu, dan aneka barang lain di kampus dan kepada teman-temannya. Dari modal usaha itu, ia berhasil membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta. Sayang, karena sifat sosialnya – yang sering memberi fasilitas kepada rekan kuliah, serta sering menraktir teman – usaha itu bangkrut.
Memang terbilang terjal jalan yang harus ditempuh Chairul Tanjung sebelum menjadi orang sukses seperti sekarang ini. Kepiawaiannya membangun jaringan bisnis telah memuluskan perjalanan bisnisnya. Salah satu kunci sukses dia adalah tidak tanggung-tanggung dalam melangkah.
Menurut penuturan Chairul, gedung tua Fakultas Kedokteran UI dulu belum menggunakan lift. Dari lantai satu hingga lantai empat masih menggunakan tangga. Lewat ruang kosong di bawah tangga ini, Chairul muda melihat peluang yang bisa dimanfaatkannya untuk menghasilkan uang.
“Nah, kebetulan ada ruang kosong di bawah tangga. Saya lalu berpikir untuk bisa memanfaatkannya sebagai tempat fotokopi. Tapi, masalahnya, saya tidak mempunyai mesin fotokopi. Uang untuk membeli mesin fotokopi pun tidak ada,” tuturnya.
Dia pun lantas mencari akal dengan mengundang penyandang dana untuk menyediakan mesin fotokopi dan membayar sewa tempat. Waktu itu ia hanya mendapat upah dari usaha foto kopi sebesar Rp2,5 per lembar. “Sedikit ya. Tapi, karena itu daerah kampus, dalam hal ini mahasiswa banyak yang fotokopi, maka jadilah keuntungan saya lumayan besar,” katanya sambil melempar senyum.
Tidak hanya sampai di situ, ia pun terus berusaha mengasah kemampuannya dalam berbisnis. Usaha lain, seperti usaha stiker, pembuatan kaos, buku kuliah stensilan, hingga penjualan buku bekas dicobanya. Usai menyelesaikan kuliah, Chairul memberanikan diri menyewa kios di daerah Senen, Jakarta Pusat, dengan harga sewa Rp1 juta per tahun.
Kios kecil itu dimanfaatkannya untuk membuka CV yang bergerak di bidang penjualan alat-alat kedokteran gigi. Sayang, usaha tersebut tidak berlangsung lama karena kios tempat usahanya lebih sering dijadikan tempat berkumpul teman-temannya sesama aktivis. “Yang nongkrong lebih banyak ketimbang yang beli,” kata mahasiswa teladan tingkat nasional 1984-1985 ini.
Selang berapa tahun, ia mencoba bangkit dan melangkah lagi dengan menggandeng dua temannya mendirikan PT Pariarti Shindutama yang memproduksi sepatu.
Ia mendapatkan kredit ringan dari Bank Exim sebesar Rp150 juta. Kepiawaiannya membangun jaringan bisnis membuat sepatu produksinya mendapat pesanan sebanyak 160.000 pasang dari pengusaha Italia.
Bisnisnya terus berkembang. Ia mulai mencoba merambah ke industri genting, sandal, dan properti. Namun, di tengah usahanya yang sedang merambat naik, tiba-tiba dia terbentur perbedaan visi dengan kedua rekannya. Ia pun memutuskan memilih mundur dan menjalankan sendiri usahanya.
Memang tidak jaminan, seseorang yang berkarier sesuai dengan latar belakang pendidikannya akan sukses. Kenyataannya tidak sedikit yang berhasil justru setelah mereka keluar dari jalur.
“Modal dalam usaha memang penting, tapi mendapatkan mitra kerja yang andal adalah segalanya. Membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas dalam menjalankan bisnis,” ujar Chairul Tanjung yang lebih memilih menjadi seorang pengusaha ketimbang seorang dokter gigi biasa.
Dan pilihannya untuk menjadi pengusaha menempatkan CT sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan mencapai 450 juta dolar AS. Sebuah prestasi yang mungkin tak pernah dibayangkannya saat memulai usaha kecil-kecilan, demi mendapat biaya kuliah, ketika masih kuliah di UI dulu.
Hal itulah yang barangkali membuat Chairul Tanjung selalu tampil apa adanya, tanpa kesan ingin memamerkan kesuksesannya. Selain itu, rupanya ia pun tak lupa pada masa lalunya. Karenanya, ia pun kini getol menjalankan berbagai kegiatan sosial. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia, anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dan sebagainya. “Kini waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,” ungkapnya.
Kini Grup Para mempunyai kerajaan bisnis yang mengandalkan pada tiga bisnis inti. Pertama jasa keuangan seperti Bank Mega, Asuransi Umum Mega, Aanya yaitu bisnis televisi, TransTV. Pada bisnis pertelevisian ini, ia juga dikenal berhasil mengakuisisi televisi yang nyaris bangkrut TV7, dan kini berhasil mengubahnya jadi Trans7 yang juga cukup sukses.
Langkah ekspansi selanjutnya adalah mendirikan perusahaan patungan dengan mantan wapres Jusuf Kalla membentuk taman wisata terbesar “TRANS STUDIO” di Makassar, untuk menyaingi keberadaan Universal Studio yang ada di Singapura. Taman hiburan dalam ruangan terbesar di Indonesia inipun sekarang telah merambah kota Bandung, dan sebentar lagi kota-kota besar di Indonesia lainnya.
Chairul merupakan salah satu dari tujuh orang kaya dunia asal Indonesia. Dia juga satu-satunya pengusaha pribumi yang masuk jajaran orang tajir sedunia. Enam wakil Indonesia lainnya adalah Michael Hartono, Budi Hartono, Martua Sitorus, Peter Sondakh, Sukanto Tanoto dan Low Tuck Kwong.
Berkat kesuksesannya itu Majalah Warta Ekonomi menganugerahi Pria Berdarah Minang/Padang sebagai salah seorang tokoh bisnis paling berpengaruh di tahun 2005 dan Dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia tahun 2010 versi majalah Forbes dengan total kekayaan $1 Miliar.
Sumber : Buku Kisah Hidup Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Minggu, 15 November 2015

KOMPAS ITSB Membangun Komunikasi Bisnis dengan Kampus-kampus di Cikarang

FOTO BESAMA KOMPAS ITSB DENGAN MAHASISWA/I SE-CIKARANG DAN BEBERAPA PENGUSAHA
      KOMPAS ITSB dan Pembina Eksternal KOMPAS ITSB yaitu bapak Budiyanto, S.Pi
mengadakan rapat bersama dengan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan beberapa kampus di sekitar Cikarang dalam rangka sosialisasi KOMUNITAS MAASISWA CALON PENGUSAHA (KOMPAS) . Beberapa kampus yang mahasiswanya hadir :
  1. STAI BANI SHALEH
  2. INSTITUT GLOBAL MULIA
  3. STKIP KUSUMA NEGARA
  4. STIE SWADAYA CIKARANG
  5. STIE PELITA BANGSA
  6. STMIK MIC
  7. UNISMA 45 BEKASI
  8. UNIVERSITAS BUDI LUHUR
  9. IKMI RISKINA
Suasana Sosialisasi dan Tanya Jawab
Mahasiwa begitu antusias bertanya mengenai pentingnya berwirausaha

Senin, 09 November 2015

Kisah Nyata Pengusaha Sukses Dari Nol Eka Tjipta Widjaja

Kisah Nyata Pengusaha Sukses Dari Nol Eka Tjipta Widjaja
 
Kisah Nyata Pengusaha Sukses Dari Nol Eka Tjipta Widjaja – Siapa yang tidak kenal dengan Sinar Mas Group? Bisnisnya yang menggurita mulai dari perusahaan kertas, asuransi, bank, hingga masih banyak lagi. Semua itu merupakan hasil kerja keras dari sang pendirinya, yaitu Eka Tjipta Wijaya. Kesuksesan Beliau bukanlah warisan dari orang tua dan sekali lagi, Beliau merupakan bukti nyata kepada dunia bahwa sukses dari nol itu adalah suatu hal yang mungkin! Sekarang ini keluarga Eka Tjipta Widjaja tercatat sebagai orang terkaya ke-4 di Indonesia versi Forbes dengan total kekayaan $5,8 milyar dolar.
kisah pengusaha sukses dari nol eka tjipta widjaja
kisah pengusaha sukses dari nol eka tjipta widjaja
Eka Tjipta Widjaja dilahirkan di Coan Ciu, Fujian, Cina pada tanggal 3 Oktober 1923 dengan nama Oei Ek Tjhong. Oleh karena Beliau lahir dari keluarga miskin, Beliau sudah tidak asing lagi dengan arti kerja keras dan juga penderitaan. Namun berkat tempaan itulah, akhirnya Beliau mampu menghadapi segala tantangan dan kegagalan yang pernah dilalui selama hidupnya.
Eka Tjipta Wijaya berkata:
Beliau bersama ibunya pindah ke Indonesia pada saat Beliau berumur 9 tahun untuk menyusul ayahnya yang telah terlebih dahulu datang ke Indonesia. Kota yang didatanginya adalah Makasar. Hidupnya ternyata tidak seindah yang dibayangkan. Sehari-hari, keluarga tersebut hanya makan bubur dan ubi. Untuk membantu orang tuanya, Eka terbiasa membantu ayahnya berjualan dari rumah ke rumah menggunakan sepeda, meskipun pada saat ibu bahasa Indonesia-nya masih belum fasih.
Keadaan ekonomi keluarga yang sulit hanya bisa menyekolahkan Eka hingga bangku SD. Pada umur 15 tahun, Eka mulai berjualan sendiri. Dagangannya berupa biskuit dan gula-gula. Dia membeli dagangannya tersebut dengan harga grosir dan menjualnya dengan harga eceran. Sebagai jaminan pembayaran, Eka berani memberikan ijazah SD-nya tersebut agar dipercaya mengambil barang tanpa pembayaran di muka. Pada saat usahanya mulai berkembang, pasukan Jepang masuk ke Indonesia dan memporakpandakan usahanya dikarenakan pasukan Jepang menerapkan pajak yang tinggi pada saat itu.
Setelah itu, Eka mencoba berbagai usaha, mulai dari kopra, gula, hingga kopi dan usahanya tersebut selalu gagal dan mengalami kebangkrutan. Akan tetapi hal tersebut tidak membuatnya putus asa. Di umurnya yang ke-37, Eka Tjipta pindah ke Surabaya. Pada awalnya, Eka telah sempat memiliki kebun kopi dan karet, pabrik minyak kelapa dan penggilingan padi, namun sayangnya merugi hingga akhirnya Ia memutuskan untuk menjual usahanya. Setelah itu, dia mendirikan CV Sinar Mas yang bergerak di bidang ekspor hasil bumi dan juga impor tekstil.
Usahanya kali ini membuahkan hasil hingga Beliau akhirnya bisa mengembangkan usahanya dan mendirikan PT Tjiwi Kimia di tahun 1976. Di tahun 1980, dia memutuskan untuk membeli sebidang tanah perkebunan kelapa sawit seluas 10 ribu hektar di Riau. Selain itu, dia juga membeli mesin serta pabrik dengan kapasitas 60 ribu ton kelapa sawit. Bisnis tersebut berkembang dengan pesat dan pada tahun 1981, Belaiu membeli perkebunan dan pabrik teh dengan luas 1000 hektar, sedangkan pabrikan memiliki kapasitas 20 ribu ton teh. Tak hanya berhenti sampai di situ, Eka pun berani terjun ke dunia perbankan dengan membeli Bank International Indonesia (BII) dengan nilai aset sebesar 13 milyar Rupiah. Setelah dia kelola, bank tersebut menjadi besar dan nilai asetnya kini telah mencapai 9,2 triliun Rupiah. Sekarang ini, bisnisnya membentang mulai dari kertas, minyak kelapa sawit, properti (ITC Mangga Dua, Ambassador di Kuningan, Green View Apartment di kawasan Roxy), perbankan, dan masih banyak lagi.
kisah pengusaha sukses dari nol eka tjipta widjaja ITC Mangga Dua
kisah pengusaha sukses dari nol eka tjipta widjaja ITC Mangga Dua
Meski usahanya sempat mengalami goncangan pada saat krisis tahun 1998, namun perusahaan tersebut mampu bangkit kembali. Sekarang ini, Sinar Mas Group dipenag oleh anak-anaknya, yaitu Franky Oesman Widjaja (CEO Golden Agri-resources), Muktar Widjaja (perusahaan properti), Teguh Ganda Wijaya (bisnis pulp and paper), Inda Widjaja (CEO Sinar Mas Multiartha). Sedangkan Eka fokus ke yayasan sosial untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Bercermin dari Eka Tjipta Widjaja, maka kesimpulan yang bisa dipetik adalah latar belakang pendidikan tidak menentukan kesuksesan seseorang. Yang terpenting adalah kemauan dan kerja keras untuk terus maju menggapai impian. Beliau juga mengajarkan agar pada saat kita sudah sukses dan berkelimpahan, tetap ingat untuk membantu orang lain yang kurang mampu dengan tanpa diskriminasi (pernyataan Eka Widjaja dikutip dari tokohindonesia)
kisah pengusaha sukses dari nol eka tjipta widjaja quote
kisah pengusaha sukses dari nol eka tjipta widjaja
Demikianlah Kisah Nyata Pengusaha Sukses Dari Nol Eka Tjipta Widjaja. Semoga bermanfaat

5 Kisah Pengusaha UKM yang Sukses Memulai Bisnis dari Nol

5 Kisah Pengusaha UKM yang Sukses Memulai Bisnis dari Nol

kisah pengusaha ukm yang sukses

Di dunia ini ada dua macam pengusaha. Yang pertama, mereka yang mendapat warisan usaha dari orang tua. Kedua, mereka yang memulai usaha dari nol.

Pengusaha golongan pertama lebih beruntung karena tinggal melanjutkan usaha yang telah dirintis orang tua. Berbeda dengan pengusaha golongan kedua, yang harus merasakan perjuangan membuka usaha dari bawah.

Untuk mewujudkan impian menjadi pengusaha sukses, mereka membangun usaha kecil-menengah (UKM) dengan optimisme dan semangat pantang menyerah. Perjuangan dimulai dengan mencari modal. Bank yang menyediakan pinjaman untuk merintis usaha pun menjadi salah satu pihak yang turut berkontribusi terhadap kesuksesan mereka.

Berikut ini 5 kisah pengusaha UKM yang sukses, yang dapat menjadi inspirasi kita semua:

1. Bob Sadino


Almarhum Bob Sadino barangkali adalah pengusaha paling nyentrik yang kita kenal di Indonesia.
Almarhum Bob Sadino barangkali adalah pengusaha paling nyentrik yang kita kenal di Indonesia.

Mendiang Bambang Mustari Sadino alias Bob Sadino adalah salah satu contoh pengusaha sukses yang sebelumnya pontang-panting ketika merintis bisnis. Sempat menjadi karyawan perusahaan berstatus badan usaha milik negara selama 9 tahun, Bob memutuskan keluar dari pekerjaan itu dan menjadi pengusaha.

Tapi usahanya tak langsung sukses. Bisnis sewa mobil yang ditekuninya mandek. Dia terlibat kecelakaan ketika menyopiri mobil Mercedes-Benz yang dia sewakan, sehingga tak bisa melanjutkan usaha itu.

Bob kemudian menjadi buruh bangunan dengan upah harian. Tapi saat itu dia melihat ceruk bisnis lain: peternakan ayam. Akhirnya, dengan modal pinjaman dari tetangganya yang merupakan purnawirawan militer yang tertarik dengan bisnis peternakan, Bob memulai usaha berdagang telur negeri.

Bob memasarkan sendiri telurnya dari rumah ke rumah para ekspatriat di sekitar tempat tinggalnya di Kemang, Jakarta Selatan. Akhirnya, berkat keuletannya, usahanya sukses dan dia mendirikan Kem-Chicks, supermarket terkenal yang menjual beragam produk pertanian dan peternakan.

2. Gibran Rakabuming


Anak Presiden RI Jokowi aja mengandalkan pinjaman ke bank untuk mengembangkan usaha kateringnya, masak Anda enggak?
Anak Presiden RI Jokowi aja mengandalkan pinjaman ke bank untuk mengembangkan usaha kateringnya, masak Anda enggak?

Nama Gibran Rakabuming melejit setelah ayahnya, Joko Widodo, menjadi Gubernur DKI Jakarta dan kemudian Presiden Indonesia. Jokowi merupakan pebisnis mebel, tapi Gibran tak mau menebeng bisnis itu. Dia malah ngotot mendirikan usaha sendiri di bidang katering dan wedding organizer.

Namun kengototannya berbuah manis. Dia memulai bisnisnya dengan mencari pinjaman dari bank, sebab ayahnya ingin dia mandiri. Dari tujuh proposal permohonan yang dikirim ke bank, hanya satu yang tembus.

Dari modal itulah dia membangun Chili Pari. Mulanya dia hanya melayani pesanan dalam jumlah kecil. Namun kemudian dia mulai menangani order besar dengan jumlah tamu hingga ribuan orang.

Saat ayahnya menjabat Wali Kota Solo, dia tak mau melayani order dari pemerintah setempat karena khawatir dianggap bermain mata. Kini, setelah ayahnya hijrah ke Jakarta sebagai presiden, Gibran lebih leluasa menjalankan bisnisnya yang semakin meningkat.

3. Susi Pudjiastuti


Ibu Menteri, Susi Pudjiastuti, berpose dari balik jendela pesawatnya.
Ibu Menteri, Susi Pudjiastuti, berpose dari balik jendela pesawatnya.

Susi Pudjiastuti adalah pengusaha yang nyentrik dan tegas. Kesuksesannya merintis bisnis dari nol di bidang perikanan dan penerbangan membuatnya dianggap layak menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan di era pemerintahan Joko-Widodo-Jusuf Kalla.

Susi hanya mengantongi ijazah SMP lantaran drop out saat SMA. Dia lebih memilih berbisnis sebagai pedagang pengepul ikan di Pangandaran ketimbang sekolah. Perhiasannya dia jual untuk memodali bisnis itu.

Bisnis perikanan Susi kian maju dari tahun ke tahun. Akhirnya, dengan meminjam dari bank, dia membeli sebuah pesawat untuk mempermudah pengangkutan produk lautnya. Kemudian dia menambah satu demi satu pesawat dan mendirikan maskapai Susi Air yang melayani carteran serta rute di pedalaman.

4. Sunny Kamengmau


Sunny Kamengmau sukses menciptakan tas Robita yang digemari di Jepang.
Sunny Kamengmau sukses menciptakan tas Robita yang digemari di Jepang.

Sunny Kamengmau adalah pria asal Nusa Tenggara Timur yang sukses menciptakan dan memasarkan tas merek Robita. Tas ini sangat populer di Jepang, bahkan di kalangan sosialita kelas atas di sana.

Sunny tak pernah lulus SMA. Bermodal nekat, dia pergi ke Bali untuk menjadi tukang sapu di sebuah hotel. Karena kinerjanya bagus, dia lalu diangkat menjadi satpam.

Selama bekerja di hotel itu, dia tekun belajar bahasa Inggris dan Jepang. Bahkan gaji pertamanya dia sisihkan sebagian untuk membeli kamus bahasa asing itu.

Pekerjaannya di hotel itu kemudian mempertemukannya dengan pengusaha asal Jepang yang memintanya memasok tas kulit ke Negeri Matahari Terbit itu. Namun usahanya tidak ujug-ujug sukses. Bahkan dia sempat nyaris kehilangan semua penjahit tas karena usahanya tak maju-maju.

Pelan tapi pasti, dia memperkokoh usahanya hingga mampu merekrut 100 karyawan. Tasnya amat digemari kalangan jetset di Jepang. Tak hanya di Jepang, Sunny pun menargetkan menguasai pasar tas berkualitas di Indonesia.

5. Reza Nurhilman


Reza, pengusaha muda yang sukses dengan keripik maicih-nya
Reza, pengusaha muda yang sukses dengan keripik maicih-nya

Reza Nurhilman adalah pemuda di balik populernya “keripik setan” Maicih. Berpikir out of the box, Reza memulai bisnis keripik singkong super pedas ini sendirian pada usia 23 tahun. Dia mendirikan UKM ini dengan menggandeng produsen keripik lokal di Bandung.

Bermodal awal Rp 15 juta, Reza memasarkan produknya dari mulut ke mulut dan memanfaatkan situs jejaring sosial Twitter. Dia lalu menerapkan pola keagenan yang disebutnya “jenderal” untuk lebih dapat menjangkau konsumen.

Kesuksesan Maicih bahkan menginspirasi orang lain untuk membuat produk serupa. Ada yang mengambil singkong sebagai bahan baku. Ada pula yang mengambil bahan lain untuk dijadikan keripik, seperti ubi.

Yang menakjubkan, pengusaha keripik-keripik pedas itu rata-rata berusia muda, dan sukses. Mungkin mereka terinspirasi kreatifitas Reza dalam memasarkan Maicih hingga ke luar kota.
Itulah 5 kisah pebisnis sukses yang memulai usaha dari nol. Ya, ketiadaaan modal adalah masalah bagi mereka, tapi mereka mampu mengatasi masalah itu dengan jalan masing-masing. Siapkah kamu bergabung dengan kelompok wirausaha UKM sukses ini?. Atau masih terkendala dengan modal?

sumber : duitpitar.com

Kamis, 05 November 2015

MATERI H. IMAM HAMBALI

Rabu, 04 November 2015

CV BUDIYANTO, S.Pi

ANGGOTA KOMPAS ITSB

GRAND LAUNCHING KOMPAS ITSB

 SEMINAR KEWIRAUSAHAAN #1
TEMA : MEMBANGUN JIWA MAHASISWA YANG ILMIAH DAN ENTREPRENEUR
 
BAPAK BUDIYANTO S.Pi 


BAPAK H. IMAM HAMBALI S.Si

PENYERAHAN PLAKAT OLEH KETUA KOMPAS ITSB

PENYERAHAN PLAKAT OLEH KETUA PELAKSANA KEGIATAN
FOTO BERSAMA PANITIA DENGAN NARASUMBER

FOTO BERSAMA ANGGOTA KOMPAS ITSB DENGAN NARASUMBER

Selasa, 03 November 2015

Bisnis Pancake Durian, Dari Menangis Jadi Manis (Kisah Sukses)

Bisnis Pancake Durian, Dari Menangis Jadi Manis (Kisah Sukses)


Pasive Income dengan penghasilan puluhan juta rupiah perbulan, reward jalan-jalan keluar negeri, Mobil Gratis, Rumah mewah dan aneka reward lainnya yang diberikan secara gratis oleh perusahaan-perusahaan MLM kepada para distributor yang berprestasi membuat banyak orang tergiur dan memutuskan untuk bergabung membangun bisnisnya diperusahaan Multi Level Marketing (MLM) sebagai Distributor Aktif dengan menjaring New Member sambil memasarkan produk-produknya.
Subakti pria Medan adalah mantan distributor aktif di salah satu perusahaan MLM besar Indonesia asal China. Yang pada akhirnya setelah 5 tahun dibisnis MLM tersebut dia harus tinggalkan hanya untuk mengejar profesi baru yaitu menjadi penjual goreng. Ya.. Penjual Goreng. Pasalnya, pada waktu itu Bakti mendengar ceramah ustadz di Rodja TV tentang bentuk-bentuk muamalah yang dilarang dan diperbolehkan dalam syariat Islam. Dalam penjelasan Ustadz tersebut ternyata ditemukan ada beberapa bentuk jenis transaksi yang tidak sesuai dengan syariat Islam dari bisnis MLM. Dari sanalah dia terus mencari informasi dengan duduk di majelis ilmu dan membeli buku-buku fikih dan muamalah kontemporer untuk menggali tentang hukum seputar bisnis MLM. Akhirnya dia dapati, ternyata memang didalam prakteknya ada beberapa bentuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Lelaki yang baru menginjak 30 tahun ini mulai melakukan koreksi tentang muamalah yang sedang dijalaninya, termasuk pada waktu itu usaha yang dia kelola berupa lembaga kursus komputer dan jasa service komputer yang menggunakan software bajakan. Yang ternyata hal itu tidak diperbolehkan dalam Islam. Hal tersebut semakin membuat bimbang dan keraguan pada kehalalan usahanya tersebut. Akhirnya ditengah keraguan itu dia mendapati sebuah hadis yang berbunyi,
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599)
Dari sinilah akhirnya semakin memantapkan untuk beralih profesi dan Hijrah dari Kabupaten kecil Labuhan Batu, Rantau Prapat ke kota besar Medan, tepatnya Deli Serdang. Semua komputer dan perangkat beserta izin penyelenggaraan kursuspun dijual, dan hasil penjualan tersebut ia gunakan untuk melunasi hutang-hutang riba berkedok mudharabah. Diapun mengawalinya dengan berjualan gorengan.
“Berbekal hanya dengan uang 500 ribu rupiah saya beranikan hijrah bersama istri dan dua orang anak ke kota Medan dan tinggal sementara dirumah mertua untuk membangun usaha yang lebih berkah yaitu dengan jualan goreng.” Kenang pria yang mengaku asli Sumatera ini kepada PengusahaMuslim.com
Tapi tenyata tidak semudah membalikkan telapak tangan dan tidak semanis yang dibayangkan, jual gorengpun tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Akhirnya bermacam usaha terus dia lakoni dari jualan goreng berubah jadi jual bubur kacang hijau, berganti lagi jual keripik dan rempeyek kacang, pernah juga bakso bakar, singkong gaul dan yang terakhir jual lontong dan nasi gurih. Setelah menjalani semua usaha baru tersebut bukan malah keuntungan yang dia dapatkan, tapi malah hutangpun  bertambah.
Alhasil, dia terpaksa harus mengirit makanan sehari-hari. Bahkan dia sering memakan sebungkus mie instan, itupun harus dibagi bersama empat anggota keluarganya.
“Kadang kami makan dengan mie instant satu bungkus dibagi empat orang. Dan Bukan hanya sekali kondisi seperti ini saya alami, bahkan sering hampir setiap hari diawal hijrah dulu.”
“Dalam kondisi tersebut sering merasa down itu muncul, namun kembali tegar semangat dan bersyukur ketika teringat ternyata ada orang yang lebih parah kondisinya dari saya waktu itu. Diluaran sana banyak orang-orang yang kelaparan berhari-hari tidak makan. Hal inilah yang menjadikan saya tegar melewati setiap kondisi down.” Ujar pria yang mengaku hanya tamatan SMK Otomotif ini.
Belum menyerah, diapun mulai beralih kepenjualan online beberapa produk pakaian batik, kaos, herbal dll. Sampai akhirnya dia juga ikut memasarkan produk khas makanan medan yaitu daging durian beku dan pancake durian Medan. Dari sinilah dia memulai mendapatkan keuntungan penjualan walaupun tidak banyak.
“Alhamdulillah dari hasil ini cukup untuk menafkahi anak istri.”  Imbuh Bakti
Belajar dari pengalaman teman-teman KPMI Medan melalui Group WA (whatsapp) dalam merintis usaha, pada awal Januari 2015 ia memutuskan untuk membagun usaha sendiri dengan menjadi produsen pancake durian dan supplier durian beku.
Waktu awal dari hasil penjualan online dia mampu menyisihkan uang sebesar 1,6 juta. Uang ini ia gunakan untuk membeli freezer bekas seharga 1,3 juta. Setelah dapat Freezer, dia langsung promosi via media sosial dan langsung mendapatkan order senilai 3 juta rupiah, kemudian uang itu ia gunakan lagi untuk produksi pancake durian sendiri.
“Awalnya saya berikan diskon khusus dengan kesepakatan order, transfer, produksi, kirim barang kepada calon pelanggan. Pada waktu itu akhirnya saya dapatkan order senilai 3 jutaan rupiah. Uang inilah yang saya gunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan. Produksi pertama saya panggil koki untuk mengolah pancake durian tersebut sehingga kami juga bisa belajar untuk memproduksinya sendiri.”
Bakti merasakan, tidak ada jalan yang mulus mengawali bisnis ini. Beragam komplainpun ia terima dari pelanggan. Namun dari komplain tersebut dia terus belajar memperbaiki kualitas dan pelayanan. Yang pada akhirnya bisa mempekerjakan beberapa orang karyawan. Dan omsetnya makin melejit bak rasa durian yang legit, dia mengklaim mampu menghasilkan 300 juta perbulan. Kini dari usahanya Bakti bisa membangun tempat tinggal sendiri tanpa nebeng mertua lagi.
“Alhamdulillah, 5 bulan berjalan usaha ini, saya bisa membangunkan tempat tinggal kecil untuk anak istri. Sekarang setelah 10 bulan berjalan kami memiliki lebih dari 70 reseller diseluruh Indonesia. Dan beberapa orang Agen serta marketing pemasaran di medan. Omset bulanan penjualan online kami saat ini mencapai 150-300 juta, dengan Profit rata-rata 10-25%.” Kata pria yang hobi membaca ini.
Selain menjadi produsen pancake durian dikota Medan Bakti juga mensupply daging durian beku dan Durian Kupas (durian biji) keseluruh Indonesia. Ia juga memproduksi olahan durian lainnya seperti yang baru-baru ini adalah Hotcool durian.
Saat ini ia lebih menfokuskan  penjualan online dengan pengiriman port to port (cargo bandara) melalui situsnya yang beralamat KampungDurian.com. Untuk mengembangkan usahanya dia membuka peluang bagi yang ingin menjadi reseller dengan syarat mudah. Cukup melakukan order pancake durian atau durian beku dengan jumlah minimal order. Dan bersedia mengambil paket kiriman langsung di cargo di bandara.
Profil Usaha:
Nama: KampungDurian.com (Produsen Pancake Durian dan Durian Kupas)
Pendiri: Subakti
Alamat: Jl. Purwo, Gg. Madrasah II, No 43 Delitua Km. 10,5 Medan. Hp. 081375506499 – 085225670499 – 081277987499
Info: KPMI Medan

PengusahaMuslom.com

Senin, 02 November 2015

Salon Muslimah Nayyara: Ogah Mencabut Alis Karena Melanggar Syariah

Salon Muslimah Nayyara: Ogah Mencabut Alis Karena Melanggar Syariah


Surabaya.Ya wilayah yang menjadi ibukota propinsi Jawa Timur ini merupakan metropolitan terbesar setelah Jakarta. Kota Surabaya juga sebagai pusat perdagangan, bisnis dan pendidikan yang menjadi daya magnet masyarakat untuk melakukan aktivitas disini. Wilayah ini tumbuh pesat dengan fasilitas lengkap. Tak terkecuali salon kecantikan.
Bisnis Salon Kecantikan di kota ini semakin marak digeluti dan bisa di temui di berbagai sudut kota. Bisnis yang tumbuh subur sebagai konsekuensi tingginya minat masyarakat dalam melakukan perawatan tubuh. Sehingga membuat kaum wanita tak segan-segan merogoh kocek untuk merawat tubuhnya agar lebih cantik dan fresh. Sehingga bisnis ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Melihat peluang ini, tidak heran banyak pelaku bisnis menawarkan jasa kecantikan dengan berbagai fasilitas.
Karena masih banyak masyarakat beranggapan miring tentang salon kecantikan, maka sebagian pelaku bisnis mulai menerapkan salon berbasis syariah dan dijamin kehalalannya. Kini salon-salon seperti ini mulai dicari oleh para muslimah.
Adalah Anisa Febria yang sempat galau melihat maraknya salon-salon kecantikan yang jauh dari syariat sehingga dia mendirikan Nayyara Salon dan Spa Muslimah. Melalui suaminya, Satrio Rachmad, redaksi Pengusaha Muslim berusaha mengorek tentang usaha salon ini. Berikut ini wawancara dengan suami pemilik salon muslimah Nayyara.
nayyara salon muslimah
Bisa dijelaskan sejarah awal berdirinya salon ini dan kira-kira kapan waktu berdirinya?
Ceritanya, istri dulu lulus kuliah dari jurusan Tata Rias Universitas Negeri Surabaya. Dari zaman kuliah dia sudah mulai freelance penata rias pengantin. Setelah lulus ingin buka wedding muslim syar’i. Tapi semakin belajar tentang pernikahan yag syar’i, kok semakin tahu kalau pernikahan yang sekarang ini banyak mudharatnya. Semisal memajang pengantin, tabarruj (menampakan aurat dan kecantikan dimuka umum, red) dll.
Kemudian sempet vakum. Setelah ikut-ikut mengaji dan ta’lim, akhirnya tahu kalau untuk perawatan muslimah masih boleh. Akhirnya setelah mempelajari treatment dan kosmetik yang dibolehkan syariat seperti apa aja, dia membuka Salon dan Spa Muslimah Nayyara pada tanggal 24 Desember 2013 di Surabaya
Siapa pelanggannya?
Muslimah yang umumnya dari kalangan wanita karir, anak kuliah sampai ibu-ibu rumah tangga
Apa latar belakang berdirinya usaha ini berikut visi dan misinya ?
Latar belakangnya, karena melihat saat muslimah yang butuh perawatan syar’i, tapi ternyata masih banyak salon muslimah yang belum benar2 syar’i. Misal masih ada lelaki yang bisa masuk, masih melayani treatment yang dilarang seperti mencabut alis, pewarnaan rambut hitam, totok payudara, totok vagina dll.. Kami tahunya dari promo salon-salon muslimah itu sendiri dan juga dari customer yang pernah datang ke salon muslimah tersebut.
Visinya sih ingin menjadi Salon Muslimah yang sesuai syariat dengan mengkhususkan pelayanan pada muslimah, menyediakan jasa perawatan sesuai syariat dan menggunakan produk halal.
Produk apa yang dihasilkan oleh usaha ini pak?
Layanan jasa perawatan tubuh, produknya seperti sabun cuci muka, lotion, cream dlsb
Kira-kira berapa biayanya untuk menggunakan jasa di Salon Muslimah ini?
Mulai 30 ribu sampai 200 ribu. Ada juga paket-paket untuk pra-nikah, pasca melahirkan, perawatan ibu-anak mulai 6 tahun. Kita bikinkan paket-paket perawatan karena kadang customer masih kebingungan butuh perawatan apa saja untuk momen tertentu
Kalo perawatan badan, yang paling diminati body scrub, kalo perawatan wajah facial whitening,  kalo rambut creambath.
Sebagaimana diketahui ada sebagian orang merintis usaha begitu mudah, lantas bagaimana dengan usaha ini? adakah kendala yang dihadapi?
Banyak kendalanya. Di awal buka dulu, kita musti banyak menolak wanita non-muslim. Padahal mereka justru merasa nyaman kalau treatment di salon muslimah, karena semuanya perempuan. Tapi kita tolak dengan halus karena bertentangan dengan visi-misi kita. Customer muslimah yang kemudian tahu tentang ini akhirnya semakin percaya dengan kita.
Kendala berikutnya bagaimana mempromosikan kalau kita beda dengan salon-salon muslimah lainnya. Misal dengan menyampaikan treatment-treatment yang diharamkan agama, padahal customer sudah terbiasa melakukan di salon muslimah lainnya. Seperti; cabut alis, spa telanjang, totok payudara dan vagina dll.
Akhirnya dengan visi-misi yang strict seperti itu, kita sempat sepi pengunjung di 6 bulan pertama.
Jadi salon ini tidak melayani cabut alis ya?
Iya kami tidak melakukan hal itu karena dilarang agama, bahkan customer yang tidak berjilbab kita tolak untuk treatment tertentu, seperti pelurusan dan keriting rambut. Ada treatment- treatment tertentu yang tidak kami berikan untuk customer yang tidak berjilbab. Kami selalu konsultasikan dengan ustadz untuk hal-hal seperti itu.
Berapa rata-rata pengunjungnya perhari/perminggu saat ini?
Normalnya 50-an, kadang bisa lebih saat momen tertentu.
Berapa jumlah karyawan yang ada diperusahaan ini?
Ada empat karyawan dan dibantu dua siswa SMK yang sedang magang
Adakah pesaing-pesaing dari tempat lain, dan apa kiat agar pelanggan tetap setia dengan  di salon ini?
Yang kami tahu ada beberapa salon muslimah lain di surabaya. Kiat agar pelanggan setianya ya kami berusaha setia dengan identitas kami sebagai salon muslimah yang syar’i, selain itu kami berusaha memberikan layanan terbaik supaya customer merasa homy, dan merasa kerasan di salon kami.
Adakah strategi marketing yang dilakukan usaha ini? Atau dari mulut ke mulut teman ngaji?
Strategi marketing secara umum, melalui brosur, radio-radio muslim, medsos, getok tular dan lain sebagianya. Di awal berdiri dulu kami promosikan free treatment untuk pengenalan ke pasar. Dan saat ini kami memberikan beberapa promo, diantaranya promo group dengan diskon tertentu untuk rombongan dan bulan september ini ada promo diskon 50% all treatment untuk yang bantu share dan tag postingan kami di facebook..
Naiknya rupiah dan ekonomi tidak menentu saat ini apakah berpengaruh pada pelanggan?
Banget… bahkan customer kami juga curhat kalo kebutuhan hidupnya naik semua, sehingga mereka tidak bisa treatment sesering biasanya.
Ada diskon enggak nih untuk anggota KPMI* yang mau ke Salon Nayyara?
Iya kami siapkan diskon 20% buat muslimah member KPMI, kadang kita bagi-bagi voucher di kajian KPMI Surabaya. Kebetulan kami aktif di KPMI Surabaya bersama pak Nanang.
Dan apa harapan-harapan dengan maraknya salon muslimah saat ini?
Harapan juga, Nayyara bisa tetap komitmen memberikan pelayanan perawatan yang syar’i sekaligus membantu muslimah semakin paham syariat, melalui bahan bacaan di salon dan kajian berkala untuk customer dan muslimah pada umumnya. Kebetulan kami manjakan konsumen dengan menyediakan bacaan ringan hingga fikih wanita serta kajian-kajian islam.
Nayyara Salon & Spa Muslimah
Jl. Darmokali No 19A Surabaya
Telp. 085707737077
FB: @Nayyara Salon & Spa Muslimah
Editor dan ulasan: Abu Azzam

PengusahaMuslim.com

GRAND LAUNCHING KOMPAS ITSB #1

Ayo hadiri seminar kewirausahaan perdana dari komunitas kami, saatnya kita tanamkan mind set kita untuk menjadi pengusaha yang bermanfaat untuk masyarakat..!

Minggu, 01 November 2015

Entrepreneurship


Category Archive: Artikel, Kewirausahaan

Fase dari Karyawan ke Pengusaha

Dari  Karyawan ke Pengusaha Menjadi karyawan kadang ada enaknya kalau gaji sudah standar UMR, dapat tunjangan tahunan, dan juga bila diikuti jenjang karir melejit. Status karyawan menjadi incaran...

Salon Muslimah Nayyara: Ogah Mencabut Alis Karena Melanggar Syariah

Surabaya.Ya wilayah yang menjadi ibukota propinsi Jawa Timur ini merupakan metropolitan terbesar setelah Jakarta. Kota Surabaya juga sebagai pusat perdagangan, bisnis dan pendidikan yang menjadi daya...

Mengapa KPMI? (Tidak Khusus KPMI)

Mengapa KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia)? Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Berbicara tentang KPMI bukan semata masalah organisasi. Berbicara tentang...

Manfaat Besar Berbisnis Yang Berpegang Pada Prinsip Islam

Islam hadir sebagai pembawa kedamaian pada setiap aspek, sudut pandang, dan aktivitas di dalam kehidupan kita. Islam juga mengatur bagaimana kita berhubungan dengan Allah Subhanahu wa...

Takut Dosa Riba, Mereka Resign Kerja di Bank dan Bikin Al-Hijrah

Keluar Kerja di Bank, Karena Takut Riba Al Hijrah. Sesuai dengan namanya, toko ini didirikan memang untuk hijrah, hijrah dari penghasilan riba ke penghasilan halal oleh ikhwan-ikhwan yang resign dari...

Sukses Tanpa Ijazah

SUKSES TANPA IJAZAH !! Kalau lihat seminar-seminar “cara cepat kaya” di kota-kota besar rasanya sedih. Apalagi kalau trend istilah entrepreneur seakan-akan waouuw gitu. Nyatanya hanya...

Adakah yang Masih Terlilit Hutang?

Tips Agar Tidak Terlilit Hutang Eit tunggu dulu, saya bukannya mau mbayari hutang Anda lho ya?Beberapa waktu yang lalu saya juga demikian, saya terlilit utang yang menyesakkan dada. Saat itu yang...

Ingin Punya Rumah Sendiri tanpa KPR?

Kebelet Pingin Punya Rumah Sendiri? Kali ini ada sebuah pertanyaan menarik di milis PM-Fatwa berkaitan dengan seorang member yang sangat ingin punya rumah sendiri dengan KPR. Namun masih ragu dan...

Jangan Melarikan Diri dari Permasalahan !!

Satu contoh yang pernah saya baca adalah tentang seorang penulis dan senior editor majalah TIME, James Jackson. Selain profesinya yang mengharuskan untuk terus-menerus berhadapan dengan deadline...

Trade Balance (Neraca Perdagangan) Indonesia

Trade Balance (Neraca Perdagangan) Indonesia Tahukah anda bahwa era defisit dalam neraca perdagangan kita baru dimulai tahun 2012 yang lalu. Pada tahun 2012 defisit kita dengan dunia senilai USD 1,6...